Sabtu, 25 September 2010

SCL 3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang berkembang begitu pesat pada era globalisasi, membawa perubahan yang sangat radikal. Perubahan itu telah berdampak pada setiap aspek kehidupan, termasuk pada system pendidikan dan pembelajaran. Dampak dari perubahan yang luar biasa itu terbentuknya suatu ‘kumonitas global’, lebih parah lagi karena komunitas global itu ternyata tiba jauh lebih cepat dari yang diperhitungkan: revulusi informasi telah menghadirkan dunia baru yang benar-benar hyper-reality. Akibat dari perubahan yang begitu cepatnya, manusia tidak bias lagi hanya bergantung pada seperangkat nilai, keyakinan, dan pola aktivitas social yang konstan. Manusia dipaksa secara berkelanjutan untuk menilai kembali posisi sehubungan dengan factor-faktor tersebut dalam rangka membangu sebuah konstruksi social-personal yang memungkin atau yang tampaknya memungkinkan. Jika masyarakat mampu bertahan dalam menghadapi tantangan perubahan di dalam dunia pengetahuan, teknologi, komunikasi serta konstruksi social budaya ini, maka kita hasrus mengembangkan proses-proses baru untuk menghadapi masalah-masalah baru ini. Kita tidak dapat lagi bergantung pada jawaban-jawaban masa lalu karena jawaban-jawaban tersebut begitu cepatnya tidak berlaku seiring dengan perubahan yang terjadi. Pengetahuan, metode-metode, dan keterampilan-keterampilan menjadi suatu hal yang ketinggalan zaman hamper bersamaan dengan saat hal-hal ini memberikan hasilnya. (1)
Degeng menyatakan bahwa kita telah memasuki era kesemrawutan. Era yang datangnya begitu tiba-tiba dan tak seorang pun mampu menolaknya. Kita harus masuk di dalamnya dan diobok-obok. Era kesemrawutan tidak dapat dijawab dengan paradigma keteraturan, kepastian, dan ketertiban. Era kesemrawutan harus dijawab dengan paradigma kesemrawutan. Era kesemrawutan ini dilandasi oleh teori dan konsep konstruktivistik; suatu teori pembelajaran yang kini banyak dianut di kalangan pendidikan di AS. Unsure terpenting dalam konstruktivistik adalah kebebasan dan keberagaman. Kebebasan yang dimaksud ialah kebebasan untuk melakukan pilihan-pilihan sesuai dengan apa yang mampu dan mau dilakukan oleh si belajar. Keberagaman yang dimaksud adalah si belajar menyadari bahwa individunya berbeda dengan orang/kelompok lain, dan orang/kelompok lain berbeda dengan individunya. (2)

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang tertuang dalam latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian pembalajaran Student Centered Learning?
2. Apa keunggulan pembelajaran Student Centered Learning?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Apa pengertian pembalajaran Student Centered Learning.
2. Apa keunggulan pembelajaran Student Centered Learning.












BAB II
PEMBELAJARAN YANG BERPUSAT PADA SISWA
(STUDENT CENTERED LEARNING)

A. Pengertian Pembelajaran Student Centered Learning
Secara leksikal bahasa/teks bahasa, merunut dari susunan kata-kata dari Student Centered Learning dapat diartikan pembelajaran yang berpusat atau dipusatkan pada siswa.
Sedangkan menurut ahli, Student Centered Learning berarti menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran dan mengakui perbedaan potensi siswa adalah kesadaran dasar yang harus dipahami dalam memandang siswa sebagai input dalam pembelajaran. Guru dituntut untuk mengenali potensi akademik dan kepribadian siswa. Individual differences akan menentukan tingkat kecepatan siswa dalam merespon dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Konsekuensi-nya, beberapa siswa akan belajar lebih cepat dan dapat mengambil program akselerasi/pengayaan atau bahkan mendapat kesempatan untuk loncat kelas. Siswa yang memerlukan waktu yang lebih banyak atau kurang mampu menyerap pelajaran berdasarkan standar kelas dipersilakan menjalani progran remedial untuk mengulang dan menguatkan pemahaman terhadap topik pelajaran yang kurang dikuasai. (3)
Maka dari pengertian di atas, dalam proses pembelajaran, seorang siswa haruslah lebih pandai dari pada guru. Segala kegiatan pembelajaran harus dipusatkan pada pengembangan pengetahuan siswa bukan sebaliknya hanya seorang guru saja yang menjadi model di depan kelas.

B. Keunggulan Student Centered Learning
Berdasarkan teori J. Peaget dan Vygotsky yang telah dikemukakan di atas maka pembelajaran dapat dirancang/didesain model pembelajaran Student Centered Learning di kelas sebagai berikut:
1. Pembelajaran berdasarkan pemusatan kepada siswa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan secara eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, berbagi gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan penjelasan tentang gagasannya.
2. pembelajaran berdasarkan pemusatan kepada siswa memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa atau rancangan kegiatan disesuaikan dengan gagasan awal siswa agar siswa memperluas pengetahuan mereka tentang fenomena dan memiliki kesempatan untuk merangkai fenomena, sehingga siswa terdorong untuk membedakan dan memadukan gagasan tentang fenomena yang menantang siswa.
3. Pembelajaran berdasarkan pemusatan kepada siswa memberi siswa kesempatan untuk berpikir tentang pengalamannya. Ini dapat mendorong siswa berpikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi tentang model dan teori, mengenalkan gagasan-gagasanpada saat yang tepat.
4. pembelajaran berdasarkan pemusatan kepada siswa memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru agar siswa terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dengan menggunakan berbagai konteks, baik yang telah dikenal maupun yang baru dan akhirnya memotivasi siswa untuk menggunakan berbagai strategi belajar.
5. Pembelajaran berdasarkan pemusatan kepada siswa mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan merka setelah menyadari kemajuan mereka serta memberi kesempatan siswa untuk mengidentifikasi perubahan gagasan mereka.
6. Pembelajaran berdasarkan pemusatan kepada siswa memberikan lingkungan belajar yang kondusif yang mendukung siswa mengungkapkan gagasan, saling menyimak, dan menghindari kesan selalu ada satu jawaban yang benar. (4)

C. Kelemahan Student Centered Learning
Diantara kekurangan/kelemahan pembelajaran Student Centered Learning adalah:
1. Siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang bahwa hasil konstruksi siswa tidak cocok dengan hasil konstruksi para ilmuan sehingga menyebabkan miskonsepsi.
2. Pemusatan pembelajaran pada siswa menanamkan agar siswa membangun pengetahuannya sendiri, hal ini pasti membutuhkan waktu yang lama dan setiap siswa memerlukan penanganan yang berbeda-beda.
3. Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua sekolah memiliki sarana prasarana yang dapat membantu keaktifan dan kreatifitas siswa. (5)













BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam sebuah tatanan kehidupan bermasyarakat tentu ada norma dan nilai yang mengaturnya bahkan nilai dan norma menjadi sebuah hal yang wajib ada untuk mengatur hubungan tersebut dengan maksud agar tidak terjadi perselisihan di dalam pelaksanaannya. Dalam masyrakat, nilai bertujuan untuk menganggap sesuatu hal, apakah sesuatu itu pantas atau tidak pantas, penting atau tidak penting, mulia ataukah hina. Sesuatu itu dapat berupa benda, orang, tindakan, pengalaman, dan seterusnya.
Sedangkan sebuah norma merupakan ukuran yang digunakan oleh masyarakat apakah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang merupakan tindakan yang wajar dan dapat diterima karena sesuai dengan harapan sebagian besar warga masyarakat ataukah merupakan tindakan yang menyimpang karena tidak sesuai dengan harapan sebagian besar warga masyarakat. Berdasarkan uraian di atas maka untuk mengatasi beraneka ragam persoalan dalam pembelajaran yang semakin rumit, maka pembelajaran Teacher Centered Learning yang selama ini telah digunakan selama bertahun-tahun, tampaknya tidak mampu lagi menjawab semua persoalan pembelajaran, maka perlu mencari alternatif pembelajaran yang lebih mampu mengatasi semua persoalan pembelajaran yang ada, salah satunya adalah pembelajaran Student Centered Learning yang telah diuraikan. Pembelajaran ini menghargai perbedaan, menghargai keunikan invidu, menghargai keberagaman dalam menerima dan memaknai pengetahuan.

B. Saran
Dengan pembelajaran yang dipusatkan kepada siswa diharapkan mampu menjawab tantangan pendidikan saat sekarang ini sehingga siswa pada akhirnya mampu memberikan penyelesaikan persoalan yang dihadapi siswa pada masa globalisasi ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://desi_na.student.fkip.uns.ac.id/2009/10/30/macam-macam-pendekatan/, diakses tanggal 26 September 2010.
http://hidayah-ilayya.blogspot.com/2009/10/mengembalikan-makna-pendidikan-dalam.html, diakses tanggal 26 September 2010.
http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/31/konstruktivisme-6-keunggulan-penggunaan-pandangan-konstruktivisme-dalam-pembelajaran/, diakses tanggal 26 September 2010.

FOOTNOTE
1 http://desi_na.student.fkip.uns.ac.id/2009/10/30/macam-macam-pendekatan/, diakses tanggal 26 September 2010.
2 Ibid.
3 http://hidayah-ilayya.blogspot.com/2009/10/mengembalikan-makna-pendidikan-dalam.html, diakses tanggal 26 September 2010.
4 http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/31/konstruktivisme-6-keunggulan-penggunaan-pandangan-konstruktivisme-dalam-pembelajaran/, diakses tanggal 26 September 2010.
5 ibid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar